Blog Orang Tua yang ingin mengenalkan kepada anaknya Dasar-Dasar Agama


Doa Hindu : Ucapan Ulang Tahun



" Om dirgahayurastu tad astu astu swaha "

Artinya : 
Om Sang Hyang Widhi Wasa, Semoga bahagia dan panjang umur atas karunia-Mu. 

Sapta Timira Tujuh Kegelapan dalam Diri Manusia



Sapta Timira berasal dari bahasa sansekerta dari kata Sapta yang berarti tujuh, dan kata Timira yang berarti gelap, suram, (awidya). Sapta timira berarti tujuh macam kegelapan atau sifat yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap sehingga melakukan perilaku-perilaku negatif.

Berikut adalah bagian-bagian dari Sapta Timira.
1. Surupa gelap karena wajah tampan atau cantik.
2. Dhana gelap karena kekayaan.
3. Guna gelap karena kepandaian.
4. Kulina gelap karena keturunan.
5. Yohana gelap karena keremajaan.
6. Sura gelap karena minuman keras.
7. Kasuran gelap karena keberanian.

Sad Atatayi Enam Cara Pembunuhan yang Terlarang



Sad Atatayi terdiri dari kata sad dan atatayi. Sad berarti enam dan atatayi berarti cara melakukan pembunuhan. Dengan demikian, sad atatayi berarti enam cara untuk melakukan pembunuhan.

Bagian-bagian Sad Atatayi meliputi :

1. Agnida
Agnida adalah cara membunuh orang dengan cara membakar. Membakar rumahnya sehingga juga membakar orangnya, seperti pencuri yang tertangkap kemudian di bakar hidup-hidup, orang yang ada dalam rumahnya mati terpanggang. Para teroris yang melakukan pengeboman termasuk dalam kelompok Agnida. Contoh cerita tentang Agnida yang patut direnungkan untuk diambil hikmahnya dapat ditemukan dalam kisah Mahabharata, yang kisah singkatnya sebagai berikut: “Pada suatu ketika, Duryadana mengundang Kunti dan Panca Pandawa untuk berlibur. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryadana. Duryadana mempunyai niat jahat untuk membakar rumah yang dihuni Panca Pandawa pada malam hari. Bima diberitahu oleh Widura bahwa rumah tempat menginap ibu Kunti dan Panca Pandawa akan dibakar oleh Duryadana di malam hari. Kemudian, dibuatlah terowongan agar dapat menyelamatkan diri. Ketika malam hari, rumah tempat Dewi Kunti dan Panca Pandawa menginap dibakar. Dewi Kunti dan Panca Pandawa dapat menyelamatkan diri ke hutan melalui terowongan.”


2. Visada
Visada artinya meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai pingsan, maupun sampai mati. Contoh perilaku Visada dapat direnungkan dalam cerita di bawah ini. “Seorang anak mempunyai kegemaran memancing ikan di sungai atau di kolam. Kadang-kadang ia mendapatkan banyak ikan, namun kadang-kadang mendapatkan sedikit ikan, hasilnya tidak menentu. Pada suatu hari, ia dating ke sungai untuk memancing tetapi hingga siang hari ia tidak mendapatkan seekor ikan pun. Dengan gelisah, cemas, dan penuh harapan ia pergi ke sebuah warung membeli portas dan racun lainnya. Kembalilah ia ke sungai untuk melepaskan racun tadi supaya ikan-ikan besar, belut, kepiting, udang, lele baik besar maupun kecil mati dan hanyut semua. Kemudian, setelah ikan-ikan itu mati ia hanya mengambil beberapa ekor ikan yang besar saja sedangkan yang lainnya dibiarkan hanyut. ”Perbuatan ini tidak berdasarkan Tat Twam Asi. Perbuatan ini termasuk pembunuhan secara kejam dengan jalan meracuni, yang dilarang oleh ajaran agama maupun pemerintah.

3. Atharva
Atharva adalah cara membunuh dengan kejam dengan mempergunakan ilmu hitam. Secara antropologi, fenomena ini ternyata ada di seluruh masyarakat dunia baik yang tergolong sudah mempunyai peradaban maju maupun yang masih tergolong primitif. Bahkan di era modern ini sebagian orang masih mempercayai ilmu hitam, misalnya santet, teluh.

4. Sastraghna
Sastraghna adalah membunuh dengan cara membabi buta atau mengamuk. Contoh tentang hal ini misalnya pembunuhan begal / pencuri yang dihakimi oleh massa secara membabi buta karena kemarahan mereka.

5. Dratikrama
Dratikrama adalah membunuh dengan cara melakukan perbuatan memperkosa, sehingga menghancurkan masa depan seseorang. Selain itu, Dratikrama juga dapat merusak tatanan nilai yang hidup di masyarakat. Contoh perilaku Dratikrama: Orang tua yang ingin bersetubuh dengan anak remaja dan karena menolak akhirnya diperkosa/dipaksa. Setelah diproses ke meja hijau, ia pun dihukum dan membawa aib bagi keluarga.

6. Raja Pisuna
Raja Pisuna adalah membunuh dengan cara melakukan fitnah.Perbuatan memfitnah ini sesungguhnya lebih kejam dari melakukan pembunuhan. Mereka yang melakukan fitnah sampai menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Catur Purusa Artha Tujuan Hidup Manusia

         

Catur Purusa Artha berasal dari kata catur yang berarti empat, purusa yang berarti jiwa manusia dan artha yang berarti tujuan hidup. Jadi catur purusa artha adalah empat tujuan hidup manusia/jiwa menurut Agama Hindu.

Bagian-bagian Catur Purusa Artha :
1. Dharma 
    Dharma merupakan kebenaran, perilaku yang luhur, perilaku yang baik sesuai ajaran agama.
2. Artha
    Artha merupakan kekayaan, harta benda.
3. Kama
    Kama merupakan keinginan, hawa nafsu.
4. Moksa
    Moksa merupakan kebebasan yang kekal abadi, bersatunya atman dengan Brahman.

Doa Hindu : Menjelang Tidur


Doa Menjelang Tidur

Oṁ asato mā sat gamaya
Tamaso mā jyotir gamaya
Mrityor māmritam gamaya

Artinya:
Oh Hyang Widhi, tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar, dari jalan yang gelap ke jalan terang, hindarilah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.

Puja Trisandhya, Sembahyang Harianku



Melakukan Puja Trisandhya

1. Asana artinya sikap sempurna
Oṁ, Prasada sthiti sarira siwa suci nirmalaya namah swāhā
Artinya : Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa hambaMu telah melakukan sikap tenang, suci dan tiada noda

2. Pranayama artinya mengatur napas
- Oṁ Ang namah, puraka yaitu menarik napas pelan-pelan.
- Oṁ Ung namah, kumbhaka yaitu menahan na as.
- Oṁ Mang namah, recaka aitu mengeluarkan napas pelan-pelan.

3. Karasodhana artinya penyucian tangan
Penyucian tangan kanan
Oṁ suddha mam swāhā
Artinya : Om Hyang Widhi sucikanlah tangan kanan hamba.

Penyucian tangan kiri
Oṁ ati suddha mam swāhā
Artinya : Om Hyang Widhi sucikanlah tangan kiri hamba.

4. Amustikarana, yaitu tangan menempel di depan ulu hati. Tangan kiri di bawah tangan kanan dengan ibu jari menghadap ke atas saling bertemu.

Mantra Trisandhya

”Oṁ bhūr bhuwaḥ swaḥ
Tat sawitur wareṇyam
Bhargo dewasya dhīmahi
Dhiyo yo naḥ pracodayāt”

”Oṁ nārāyaṇa ewedaṁ sarwaṁ
Yad bhūtam yacca bhāwyam
Niśkalańko niraῆjano nirwikalpo
Nirākhyātaḥ śuddho dewa eko
Nārāyaṇaḥ na dwitīyo ‘ sti kaścit”

”Oṁ twam śiwah twam mahādewaḥ
īśwaraḥ parameśwaraḥ
Brahma wiṣṇuśca rudraśca
Puruṣaḥ parikīrtitah”

”Oṁ pāpo ‘haṁ pāpakarmāham
Pāpātmā pāpasambhawaḥ
Trāhi māṁ puṇḍarikākṣa
Sabāhyābhyantaraḥ śuciḥ”

”Oṁ kṣamaswa māṁ mahādewa
Sarwaprāni hitaṇkara
Mām mocca sarwa pāpebhyaḥ
Pālayaswa sadāśiwa”

”Oṁ kṣantawyaḥ kāyiko doṣāḥ
Kṣantawyo wāciko mama
Kṣantawyo mānaso doṣāḥ
Tat pramādāt kṣamaswa mām”.

Oṁ śāntiḥ, śāntiḥ, śāntiḥ Oṁ
Tri
Terjemahannya
Ya Tuhan penguasa ketiga dunia bumi, langit dan swarga kami memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sang Hyang Widhi semoga Engkau memberikan semangat pikiran kami.

Ya Tuhan, Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan sucilah dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.

Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara Brahma, Wisnu, dan juga Rudra, Hyang Widhi asal mula dari segala yang ada.

Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa diri ini papa, kelahiran hamba papa lindungilah hamba Hyang Widhi sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Ya Tuhan, ampunilah hamba Hyang Widhi yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah hamba oh Hyang Widhi.

Ya Tuhan, ampunilah segala dosa yang berasal dari perbuatan hamba ampunilah dosa dari ucapan hamba dan ampunilah dosa dari pikiran hamba ampunilah hamba atas segala kelalaian hamba.

Ya Tuhan, semoga damai di hati, damai di dunia, damai selalu.

Sapta Rsi Penerima Wahyu dalam Hindu



Kata Sapta Rsi berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Sapta dan Rsi. Kata Sapta artinya tujuh dan Rsi artinya bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair, dan orang suci. Jadi Sapta Rsi artinya tujuh orang pendeta atau orang suci yang menulis wahyu-wahyu Veda dari Sang Hyang Widhi. Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Sang Hyang Widhi, yaitu: Maharsi Grtsamada, Maharsi Visvamitra, Maharsi Vamadeva, Maharsi Atri, Maharsi Bharadvaja, Maharsi Vasistha, dan Maharsi Kanva.
Maharsi-maharsi yang mampu menerima wahyu Sang Hyang Widhi, memiliki kehidupan dan pola hidup yang suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Hindu dengan baik. Berikut ini penjelasan
secara singkat bagaimana kehidupan para Maharsi penerima wahyu tersebut.

1. Maharsi Grtsamada
Maharsi Grtsamada adalah seorang Maharsi yang berasal dari keluarga Angira. Dalam kehidupannya, Maharsi Grtsamada sangat disiplin dalam melaksanakanritual-ritual keagamaan. Setiap pagi melaksanakan sūrya sewana, membaca, doa pada siang dan sore, serta selalu melakukan perenungan diri dengan melaksanakan meditasi secara rutin. Beliau adalah seorang Maharsi yang sangat rajin dan tekun dalam mendekatkan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi. Maharsi Grtsamada sangat berjasa bagi umat Hindu. Beliau mengumpulkan mantra-mantra Regveda, kemudian mantra-mantra tersebut beliau tulis menjadi kitab Regveda Mandala II.

2. Maharsi Visvamitra
Maharsi Visvamitra adalah Maharsi penerima wahyu Regveda Mandala III. Sebelum menjadi Maharsi, Maharsi Visvamitra adalah seorang ksatria. Beliau meninggalkan kerajaannya dan melakukan tapa bratha ke dalam hutan. Setelah melakukan tapa bratha yang begitu tekun dan disiplin, akhirnya beliau mendapat anugerah menjadi Maharsi. Beliau adalah raja terkenal yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Keuletan beliau dalam melaksanakan meditasi, membuat beliau mampu mendengar sabda suci Sang Hyang Widhi yang kemudian beliau kumpulkan dan tulis menjadi kitab Regveda Mandala III.

3. Maharsi Vamadeva
Maharsi Vamadeva adalah seorang Maharsi yang sangat suci. Beliau sering bicara dengan Dewa Indra juga berbicara dengan Dewa Aditi. Kemampuan beliau ini menunjukkan bahwa beliau memiliki kelebihan dibandingkan orang kebanyakan. Maharsi Vamadeva sejak kecil selalu berdisiplin diri untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi, sehingga beliau mendapat wahyu. Wahyu yang beliau terima menjadi Regveda Mandala IV.

4. Maharsi Atri
Maharsi Atri menyusun Regveda Mandala V. Maharsi Atri lahir di lingkungan keluarga Brāhmanā, terlahir di keluarga Brāhmanā, masa kecil beliau terbiasa hidup dengan tatanan kehidupan seorang Brāhmanā. Kehidupan seorang Brāhmanā selalu mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi. Maharsi Atri adalah seorang Rsi yang disiplin dan tekun dalam melaksanakan ajaran agama. Setiap hari beliau selalu melaksanakan meditasi untuk mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi.

5. Maharsi Bharadvaja
Maharsi Bharadvaja sangat berjasa dalam mengumpulkan ayat-ayat Regveda Mandala VI. Sebagian besar ayat-ayat Regveda diterima oleh beliau karena kesucian hatinya. Maharsi Bharadvaja selalu berpikiran suci beliau rajin mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi, sehingga beliau menerima wahyu. Ketekunan beliau dalam menyusun mantra-mantra Regveda, maka dari itu kita wajib meneladani perilaku luhur beliau.

6. Maharsi Vasistha
Maharsi yang banyak dikaitkan dengan turunnya wahyu Regveda Mandala VII adalah Maharsi Vasistha. Nama Maharsi Vasistha banyak disebutkan dalam Kitab Mahabharata. Maharsi Vasistha adalah seorang Maharsi yang tekun dan penuh semangat. Beliau tinggal di hutan Kamyaka. Beliau belajar di tempat yang sepi dan sunyi, beliau banyak mendapat wahyu Regveda, mantra-mantra yang diterima oleh Maharsi Vasistha disusun menjadi Regveda Mandala VII.

7. Maharsi Kanva
Maharsi yang ketujuh penerima wahyu Sang Hyang Widhi adalah Maharsi Kanva. Maharsi Kanva adalah orang suci yang tekun menjaga kesucian diri, karena ketekunan beliau menjaga kesucian, beliau mendapat wahyu dari Sang Hyang Widhi. Selain itu, beliau juga sangat dikagumi karena kesabaran dan kebijaksanaannya. Wahyu-wahyu yang diterima beliau susun menjadi Regveda Mandala VIII.

Catur Warna Penggolongan Profesi dalam Hindu



Secara etimologi catur warna berasal dari kata catur yag berarti empat dan warna yang diartikan sebagai fungsi atau profesi. Jadi catur warna adalah empat penggolongan masyarakat berdasarkan fungsi dan profesinya. Dengan demikian warna bisa berubah setiap saat sesuai dengan fungsi dan profesinya sehingga penggolongan ini tidak diturunkan, misalnya bila ayah seorang ksatriya tidak otomatis anaknya menjadi ksatriya.

Bagian catur warna meliputi :
1.   Brahmana 
Brahmana merupakan orang yang menekuni kehidupan spiritual keagamaan, para cendikiawan yang bertugas untuk memberikan pembinaan rohani dan spiritual. Atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai rohaniawan.
2.   Ksatriya 
Ksatriya merupakan orang yang bekerja / berprofesi di bidang pertahanan / keamanan dan pemerintahan.  Atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai kepala pemerintahan, para pegawai negeri, polisi, tentara dan sebagainya.
3.   Waisya
Waisya merupakan orang yang bekerja dibidang ekonomi, yang bertugas untuk mengatur perekonomian atau seseorang yang memilih fungsi sosial menggerakkan perekonomian. Misalnya pengusaha, pedagang, investor dan sebagainya.
4.   Sudra
Sudra merupakan orang yang bekerja membantu orang lain atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai pelayan. Misalnya karyawan pabrik, para pegawai swasta dan sebagainya.


Catur Guru, Empat Guru yang Patut Kita Hormati dan Hargai



Catur Guru adalah empat guru yang patut kita hargai dan hormati.

1. Guru Rupaka
Guru Rupaka adalah orang tua yang melahirkan kita ke dunia ini. Guru Rupaka merupakan guru yang pertama dan paling utama.

2. Guru Pengajian
Guru Pengajian adalah guru yang memberikan kita pendidikan secara formal maupun non formal.

3. Guru Wisesa
Guru Wisesa adalah pemerintah yang memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa, dan negara.

4. Guru Swadhyaya
Guru Swadhyaya adalah Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.

Doa Hindu : Selesai Bekerja


Om dewa suksma parama achintya ya namah swaha
Om sarwa karya prasidhantam
Om santih santih santih om
Artinya :
Ya Tuhan, dalam wujud Parama Achintya yang maha karya, hanya atas anugerahMu lah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai di hati, damai di dunia, damai selamanya.

Doa Hindu : Memulai Pekerjaan



Om awighnam astu namo sidham
Om sidhirastu tad astu swaha
Artinya :
Ya Tuhan, semoga atas berkenanMu tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil dengan baik.

Back To Top