Home » Arsip untuk Oktober 2019
" Om dirgahayurastu tad astu astu swaha "
Artinya :
Om Sang Hyang Widhi Wasa, Semoga bahagia dan panjang umur atas karunia-Mu.
Nico Wardana
Oktober 31, 2019
Admin
Bandung Indonesia
Sapta Timira berasal dari bahasa
sansekerta dari kata Sapta yang berarti tujuh, dan kata Timira yang berarti
gelap, suram, (awidya). Sapta timira berarti tujuh macam kegelapan atau sifat
yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap sehingga melakukan perilaku-perilaku negatif.
Berikut
adalah bagian-bagian dari Sapta Timira.
1.
Surupa gelap karena wajah tampan atau cantik.
2.
Dhana gelap karena kekayaan.
3.
Guna gelap karena kepandaian.
4.
Kulina gelap karena keturunan.
5.
Yohana gelap karena keremajaan.
6.
Sura gelap karena minuman keras.
7. Kasuran gelap karena keberanian.
Nico Wardana Oktober 31, 2019 Admin Bandung Indonesia
Sapta Timira Tujuh Kegelapan dalam Diri Manusia
Sapta Timira berasal dari bahasa
sansekerta dari kata Sapta yang berarti tujuh, dan kata Timira yang berarti
gelap, suram, (awidya). Sapta timira berarti tujuh macam kegelapan atau sifat
yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap sehingga melakukan perilaku-perilaku negatif.
Berikut
adalah bagian-bagian dari Sapta Timira.
1.
Surupa gelap karena wajah tampan atau cantik.
2.
Dhana gelap karena kekayaan.
3.
Guna gelap karena kepandaian.
4.
Kulina gelap karena keturunan.
5.
Yohana gelap karena keremajaan.
6.
Sura gelap karena minuman keras.
7. Kasuran gelap karena keberanian.
Sad Atatayi terdiri dari
kata sad dan atatayi. Sad berarti enam dan atatayi berarti cara melakukan pembunuhan. Dengan
demikian, sad atatayi berarti
enam cara untuk melakukan pembunuhan.
Bagian-bagian
Sad Atatayi meliputi :
1. Agnida
Agnida adalah cara
membunuh orang dengan cara membakar. Membakar rumahnya sehingga juga membakar
orangnya, seperti pencuri yang tertangkap kemudian di bakar hidup-hidup, orang
yang ada dalam rumahnya mati terpanggang. Para teroris yang melakukan
pengeboman termasuk dalam kelompok Agnida. Contoh cerita tentang Agnida
yang patut direnungkan untuk diambil hikmahnya dapat ditemukan dalam
kisah Mahabharata, yang kisah singkatnya sebagai berikut: “Pada suatu ketika,
Duryadana mengundang Kunti dan Panca Pandawa untuk berlibur. Di sana mereka
menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryadana. Duryadana mempunyai
niat jahat untuk membakar rumah yang dihuni Panca Pandawa pada malam hari. Bima
diberitahu oleh Widura bahwa rumah tempat menginap ibu Kunti dan Panca Pandawa akan
dibakar oleh Duryadana di malam hari. Kemudian, dibuatlah terowongan agar dapat
menyelamatkan diri. Ketika malam hari, rumah tempat Dewi Kunti dan Panca
Pandawa menginap dibakar. Dewi Kunti dan Panca Pandawa dapat menyelamatkan diri
ke hutan melalui terowongan.”
2. Visada
Visada artinya
meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai pingsan, maupun sampai
mati. Contoh perilaku Visada dapat direnungkan dalam cerita
di bawah ini. “Seorang anak mempunyai kegemaran memancing ikan di sungai atau
di kolam. Kadang-kadang ia mendapatkan banyak ikan, namun kadang-kadang mendapatkan
sedikit ikan, hasilnya tidak menentu. Pada suatu hari, ia dating ke sungai
untuk memancing tetapi hingga siang hari ia tidak mendapatkan seekor ikan pun.
Dengan gelisah, cemas, dan penuh harapan ia pergi ke sebuah warung membeli
portas dan racun lainnya. Kembalilah ia ke sungai untuk melepaskan racun tadi
supaya ikan-ikan besar, belut, kepiting, udang, lele baik besar maupun kecil
mati dan hanyut semua. Kemudian, setelah ikan-ikan itu mati ia hanya mengambil
beberapa ekor ikan yang besar saja sedangkan yang lainnya dibiarkan hanyut. ”Perbuatan
ini tidak berdasarkan Tat Twam Asi. Perbuatan
ini termasuk pembunuhan secara kejam dengan jalan meracuni, yang dilarang oleh
ajaran agama maupun pemerintah.
3. Atharva
Atharva adalah cara
membunuh dengan kejam dengan mempergunakan ilmu hitam. Secara antropologi,
fenomena ini ternyata ada di seluruh masyarakat dunia baik yang tergolong sudah
mempunyai peradaban maju maupun yang masih tergolong primitif. Bahkan di era
modern ini sebagian orang masih mempercayai ilmu hitam, misalnya santet, teluh.
4. Sastraghna
Sastraghna adalah
membunuh dengan cara membabi buta atau mengamuk. Contoh tentang hal ini
misalnya pembunuhan begal / pencuri yang dihakimi oleh massa secara membabi
buta karena kemarahan mereka.
5. Dratikrama
Dratikrama adalah
membunuh dengan cara melakukan perbuatan memperkosa, sehingga menghancurkan masa
depan seseorang. Selain itu, Dratikrama juga dapat
merusak tatanan nilai yang hidup di masyarakat. Contoh perilaku Dratikrama: Orang tua
yang ingin bersetubuh dengan anak remaja dan karena menolak akhirnya diperkosa/dipaksa.
Setelah diproses ke meja hijau, ia pun dihukum dan membawa aib bagi keluarga.
6. Raja Pisuna
Raja Pisuna adalah
membunuh dengan cara melakukan fitnah.Perbuatan memfitnah ini sesungguhnya
lebih kejam dari melakukan pembunuhan. Mereka yang melakukan fitnah sampai menyebabkan
orang lain meninggal dunia.
Nico Wardana Oktober 31, 2019 Admin Bandung Indonesia
Sad Atatayi Enam Cara Pembunuhan yang Terlarang
Sad Atatayi terdiri dari
kata sad dan atatayi. Sad berarti enam dan atatayi berarti cara melakukan pembunuhan. Dengan
demikian, sad atatayi berarti
enam cara untuk melakukan pembunuhan.
Bagian-bagian
Sad Atatayi meliputi :
1. Agnida
Agnida adalah cara
membunuh orang dengan cara membakar. Membakar rumahnya sehingga juga membakar
orangnya, seperti pencuri yang tertangkap kemudian di bakar hidup-hidup, orang
yang ada dalam rumahnya mati terpanggang. Para teroris yang melakukan
pengeboman termasuk dalam kelompok Agnida. Contoh cerita tentang Agnida
yang patut direnungkan untuk diambil hikmahnya dapat ditemukan dalam
kisah Mahabharata, yang kisah singkatnya sebagai berikut: “Pada suatu ketika,
Duryadana mengundang Kunti dan Panca Pandawa untuk berlibur. Di sana mereka
menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryadana. Duryadana mempunyai
niat jahat untuk membakar rumah yang dihuni Panca Pandawa pada malam hari. Bima
diberitahu oleh Widura bahwa rumah tempat menginap ibu Kunti dan Panca Pandawa akan
dibakar oleh Duryadana di malam hari. Kemudian, dibuatlah terowongan agar dapat
menyelamatkan diri. Ketika malam hari, rumah tempat Dewi Kunti dan Panca
Pandawa menginap dibakar. Dewi Kunti dan Panca Pandawa dapat menyelamatkan diri
ke hutan melalui terowongan.”
2. Visada
Visada artinya
meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai pingsan, maupun sampai
mati. Contoh perilaku Visada dapat direnungkan dalam cerita
di bawah ini. “Seorang anak mempunyai kegemaran memancing ikan di sungai atau
di kolam. Kadang-kadang ia mendapatkan banyak ikan, namun kadang-kadang mendapatkan
sedikit ikan, hasilnya tidak menentu. Pada suatu hari, ia dating ke sungai
untuk memancing tetapi hingga siang hari ia tidak mendapatkan seekor ikan pun.
Dengan gelisah, cemas, dan penuh harapan ia pergi ke sebuah warung membeli
portas dan racun lainnya. Kembalilah ia ke sungai untuk melepaskan racun tadi
supaya ikan-ikan besar, belut, kepiting, udang, lele baik besar maupun kecil
mati dan hanyut semua. Kemudian, setelah ikan-ikan itu mati ia hanya mengambil
beberapa ekor ikan yang besar saja sedangkan yang lainnya dibiarkan hanyut. ”Perbuatan
ini tidak berdasarkan Tat Twam Asi. Perbuatan
ini termasuk pembunuhan secara kejam dengan jalan meracuni, yang dilarang oleh
ajaran agama maupun pemerintah.
3. Atharva
Atharva adalah cara
membunuh dengan kejam dengan mempergunakan ilmu hitam. Secara antropologi,
fenomena ini ternyata ada di seluruh masyarakat dunia baik yang tergolong sudah
mempunyai peradaban maju maupun yang masih tergolong primitif. Bahkan di era
modern ini sebagian orang masih mempercayai ilmu hitam, misalnya santet, teluh.
4. Sastraghna
Sastraghna adalah
membunuh dengan cara membabi buta atau mengamuk. Contoh tentang hal ini
misalnya pembunuhan begal / pencuri yang dihakimi oleh massa secara membabi
buta karena kemarahan mereka.
5. Dratikrama
Dratikrama adalah
membunuh dengan cara melakukan perbuatan memperkosa, sehingga menghancurkan masa
depan seseorang. Selain itu, Dratikrama juga dapat
merusak tatanan nilai yang hidup di masyarakat. Contoh perilaku Dratikrama: Orang tua
yang ingin bersetubuh dengan anak remaja dan karena menolak akhirnya diperkosa/dipaksa.
Setelah diproses ke meja hijau, ia pun dihukum dan membawa aib bagi keluarga.
6. Raja Pisuna
Raja Pisuna adalah
membunuh dengan cara melakukan fitnah.Perbuatan memfitnah ini sesungguhnya
lebih kejam dari melakukan pembunuhan. Mereka yang melakukan fitnah sampai menyebabkan
orang lain meninggal dunia.
Catur Purusa Artha berasal dari kata catur yang berarti empat, purusa yang berarti jiwa manusia dan artha yang berarti tujuan hidup. Jadi catur purusa artha adalah empat tujuan hidup manusia/jiwa menurut Agama Hindu.
Bagian-bagian Catur Purusa Artha :
1. Dharma
Dharma merupakan kebenaran, perilaku yang luhur, perilaku yang baik sesuai ajaran agama.
2. Artha
Artha merupakan kekayaan, harta benda.
3. Kama
Kama merupakan keinginan, hawa nafsu.
4. Moksa
Moksa merupakan kebebasan yang kekal abadi, bersatunya atman dengan Brahman.
Nico Wardana
Oktober 31, 2019
Admin
Bandung IndonesiaCatur Purusa Artha Tujuan Hidup Manusia
Catur Purusa Artha berasal dari kata catur yang berarti empat, purusa yang berarti jiwa manusia dan artha yang berarti tujuan hidup. Jadi catur purusa artha adalah empat tujuan hidup manusia/jiwa menurut Agama Hindu.
Bagian-bagian Catur Purusa Artha :
1. Dharma
Dharma merupakan kebenaran, perilaku yang luhur, perilaku yang baik sesuai ajaran agama.
2. Artha
Artha merupakan kekayaan, harta benda.
3. Kama
Kama merupakan keinginan, hawa nafsu.
4. Moksa
Moksa merupakan kebebasan yang kekal abadi, bersatunya atman dengan Brahman.
Doa Menjelang Tidur
Oṁ
asato mā sat gamaya
Tamaso
mā jyotir gamaya
Mrityor
māmritam gamaya
Artinya:
Oh Hyang Widhi, tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar, dari jalan yang gelap ke jalan terang, hindarilah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.
Nico Wardana
Oktober 25, 2019
Admin
Bandung Indonesia
Melakukan Puja Trisandhya
1. Asana artinya sikap sempurna
Oṁ,
Prasada sthiti sarira siwa suci nirmalaya namah swāhā
Artinya : Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa hambaMu telah melakukan
sikap tenang, suci dan tiada noda
2. Pranayama artinya mengatur napas
- Oṁ Ang namah, puraka yaitu menarik napas pelan-pelan.
- Oṁ Ung namah, kumbhaka yaitu menahan
na as.
- Oṁ Mang namah, recaka aitu mengeluarkan napas pelan-pelan.
3. Karasodhana artinya penyucian tangan
Penyucian tangan kanan
Oṁ suddha mam swāhā
Artinya : Om Hyang Widhi sucikanlah
tangan kanan hamba.
Penyucian tangan kiri
Oṁ ati suddha mam swāhā
Artinya : Om Hyang Widhi sucikanlah
tangan kiri hamba.
4. Amustikarana, yaitu tangan menempel di depan ulu hati. Tangan kiri di
bawah tangan kanan dengan ibu jari menghadap ke atas saling bertemu.
Mantra Trisandhya
”Oṁ
bhūr bhuwaḥ swaḥ
Tat
sawitur wareṇyam
Bhargo
dewasya dhīmahi
Dhiyo
yo naḥ pracodayāt”
”Oṁ
nārāyaṇa ewedaṁ sarwaṁ
Yad
bhūtam yacca bhāwyam
Niśkalańko
niraῆjano nirwikalpo
Nirākhyātaḥ
śuddho dewa eko
Nārāyaṇaḥ
na dwitīyo ‘ sti kaścit”
”Oṁ
twam śiwah twam mahādewaḥ
īśwaraḥ
parameśwaraḥ
Brahma
wiṣṇuśca rudraśca
Puruṣaḥ
parikīrtitah”
”Oṁ
pāpo ‘haṁ pāpakarmāham
Pāpātmā
pāpasambhawaḥ
Trāhi
māṁ puṇḍarikākṣa
Sabāhyābhyantaraḥ
śuciḥ”
”Oṁ
kṣamaswa māṁ mahādewa
Sarwaprāni
hitaṇkara
Mām
mocca sarwa pāpebhyaḥ
Pālayaswa
sadāśiwa”
”Oṁ
kṣantawyaḥ kāyiko doṣāḥ
Kṣantawyo
wāciko mama
Kṣantawyo
mānaso doṣāḥ
Tat
pramādāt kṣamaswa mām”.
Oṁ śāntiḥ,
śāntiḥ, śāntiḥ Oṁ
Tri
Terjemahannya
Ya
Tuhan penguasa ketiga dunia bumi, langit dan swarga kami memusatkan pikiran
pada kecemerlangan dan kemuliaan Sang Hyang Widhi semoga Engkau memberikan
semangat pikiran kami.
Ya
Tuhan, Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada bebas
dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan sucilah
dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
Ya
Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara Brahma, Wisnu, dan
juga Rudra, Hyang Widhi asal mula dari segala yang ada.
Ya
Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa diri ini papa, kelahiran hamba papa
lindungilah hamba Hyang Widhi sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Ya
Tuhan, ampunilah hamba Hyang Widhi yang memberikan keselamatan kepada semua
makhluk bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah hamba oh Hyang Widhi.
Ya
Tuhan, ampunilah segala dosa yang berasal dari perbuatan hamba ampunilah dosa
dari ucapan hamba dan ampunilah dosa dari pikiran hamba ampunilah hamba atas
segala kelalaian hamba.
Ya Tuhan, semoga damai di hati, damai di
dunia, damai selalu.
Nico Wardana Oktober 24, 2019 Admin Bandung Indonesia
Puja Trisandhya, Sembahyang Harianku
Melakukan Puja Trisandhya
1. Asana artinya sikap sempurna
Oṁ,
Prasada sthiti sarira siwa suci nirmalaya namah swāhā
Artinya : Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa hambaMu telah melakukan
sikap tenang, suci dan tiada noda
2. Pranayama artinya mengatur napas
- Oṁ Ang namah, puraka yaitu menarik napas pelan-pelan.
- Oṁ Ung namah, kumbhaka yaitu menahan
na as.
- Oṁ Mang namah, recaka aitu mengeluarkan napas pelan-pelan.
3. Karasodhana artinya penyucian tangan
Penyucian tangan kanan
Oṁ suddha mam swāhā
Artinya : Om Hyang Widhi sucikanlah
tangan kanan hamba.
Penyucian tangan kiri
Oṁ ati suddha mam swāhā
Artinya : Om Hyang Widhi sucikanlah
tangan kiri hamba.
4. Amustikarana, yaitu tangan menempel di depan ulu hati. Tangan kiri di
bawah tangan kanan dengan ibu jari menghadap ke atas saling bertemu.
Mantra Trisandhya
”Oṁ
bhūr bhuwaḥ swaḥ
Tat
sawitur wareṇyam
Bhargo
dewasya dhīmahi
Dhiyo
yo naḥ pracodayāt”
”Oṁ
nārāyaṇa ewedaṁ sarwaṁ
Yad
bhūtam yacca bhāwyam
Niśkalańko
niraῆjano nirwikalpo
Nirākhyātaḥ
śuddho dewa eko
Nārāyaṇaḥ
na dwitīyo ‘ sti kaścit”
”Oṁ
twam śiwah twam mahādewaḥ
īśwaraḥ
parameśwaraḥ
Brahma
wiṣṇuśca rudraśca
Puruṣaḥ
parikīrtitah”
”Oṁ
pāpo ‘haṁ pāpakarmāham
Pāpātmā
pāpasambhawaḥ
Trāhi
māṁ puṇḍarikākṣa
Sabāhyābhyantaraḥ
śuciḥ”
”Oṁ
kṣamaswa māṁ mahādewa
Sarwaprāni
hitaṇkara
Mām
mocca sarwa pāpebhyaḥ
Pālayaswa
sadāśiwa”
”Oṁ
kṣantawyaḥ kāyiko doṣāḥ
Kṣantawyo
wāciko mama
Kṣantawyo
mānaso doṣāḥ
Tat
pramādāt kṣamaswa mām”.
Oṁ śāntiḥ,
śāntiḥ, śāntiḥ Oṁ
Tri
Terjemahannya
Ya
Tuhan penguasa ketiga dunia bumi, langit dan swarga kami memusatkan pikiran
pada kecemerlangan dan kemuliaan Sang Hyang Widhi semoga Engkau memberikan
semangat pikiran kami.
Ya
Tuhan, Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada bebas
dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan sucilah
dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
Ya
Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara Brahma, Wisnu, dan
juga Rudra, Hyang Widhi asal mula dari segala yang ada.
Ya
Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa diri ini papa, kelahiran hamba papa
lindungilah hamba Hyang Widhi sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Ya
Tuhan, ampunilah hamba Hyang Widhi yang memberikan keselamatan kepada semua
makhluk bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah hamba oh Hyang Widhi.
Ya
Tuhan, ampunilah segala dosa yang berasal dari perbuatan hamba ampunilah dosa
dari ucapan hamba dan ampunilah dosa dari pikiran hamba ampunilah hamba atas
segala kelalaian hamba.
Ya Tuhan, semoga damai di hati, damai di
dunia, damai selalu.
Kata Sapta Rsi berasal dari bahasa
Sansekerta dari kata Sapta dan Rsi. Kata Sapta artinya tujuh dan Rsi artinya
bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair, dan orang suci. Jadi Sapta Rsi artinya
tujuh orang pendeta atau orang suci yang menulis wahyu-wahyu Veda dari Sang
Hyang Widhi. Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Sang Hyang Widhi, yaitu: Maharsi Grtsamada,
Maharsi Visvamitra, Maharsi Vamadeva, Maharsi Atri, Maharsi Bharadvaja, Maharsi
Vasistha, dan Maharsi Kanva.
Maharsi-maharsi yang mampu
menerima wahyu Sang Hyang
Widhi, memiliki kehidupan dan pola hidup yang
suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan ajaran
agama Hindu dengan baik. Berikut ini penjelasan
secara singkat bagaimana
kehidupan para Maharsi penerima wahyu tersebut.
1. Maharsi Grtsamada
Maharsi Grtsamada adalah
seorang Maharsi yang berasal dari keluarga Angira. Dalam kehidupannya, Maharsi Grtsamada
sangat disiplin dalam melaksanakanritual-ritual keagamaan. Setiap pagi
melaksanakan sūrya sewana, membaca, doa pada siang dan sore, serta selalu melakukan
perenungan diri dengan melaksanakan meditasi secara rutin. Beliau adalah
seorang Maharsi yang sangat rajin dan tekun dalam mendekatkan diri ke hadapan
Sang Hyang Widhi. Maharsi Grtsamada sangat berjasa bagi umat Hindu. Beliau
mengumpulkan mantra-mantra Regveda, kemudian mantra-mantra tersebut beliau tulis
menjadi kitab Regveda Mandala II.
2. Maharsi Visvamitra
Maharsi Visvamitra adalah
Maharsi penerima wahyu Regveda Mandala III. Sebelum menjadi Maharsi, Maharsi Visvamitra
adalah seorang ksatria. Beliau meninggalkan kerajaannya dan melakukan tapa
bratha ke dalam hutan. Setelah melakukan tapa bratha yang begitu tekun dan disiplin,
akhirnya beliau mendapat anugerah menjadi Maharsi. Beliau adalah raja terkenal
yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Keuletan beliau dalam
melaksanakan meditasi, membuat beliau mampu mendengar sabda suci Sang Hyang
Widhi yang kemudian beliau kumpulkan dan tulis menjadi kitab Regveda Mandala
III.
3. Maharsi Vamadeva
Maharsi Vamadeva adalah seorang
Maharsi yang sangat suci. Beliau sering bicara dengan Dewa Indra juga berbicara
dengan Dewa Aditi. Kemampuan beliau ini menunjukkan bahwa beliau memiliki
kelebihan dibandingkan orang kebanyakan. Maharsi Vamadeva sejak kecil selalu
berdisiplin diri untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi, sehingga
beliau mendapat wahyu. Wahyu yang beliau terima menjadi Regveda Mandala IV.
4. Maharsi Atri
Maharsi Atri menyusun Regveda
Mandala V. Maharsi Atri lahir di lingkungan keluarga Brāhmanā, terlahir di keluarga
Brāhmanā, masa kecil beliau terbiasa hidup dengan tatanan kehidupan seorang Brāhmanā.
Kehidupan seorang Brāhmanā selalu mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi.
Maharsi Atri adalah seorang Rsi yang disiplin dan tekun dalam melaksanakan
ajaran agama. Setiap hari beliau selalu melaksanakan meditasi untuk mendekatkan
diri dengan Sang Hyang Widhi.
5. Maharsi Bharadvaja
Maharsi Bharadvaja sangat
berjasa dalam mengumpulkan ayat-ayat Regveda Mandala VI. Sebagian besar
ayat-ayat Regveda diterima oleh beliau karena kesucian hatinya. Maharsi Bharadvaja
selalu berpikiran suci beliau rajin mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang
Widhi, sehingga beliau menerima wahyu. Ketekunan beliau dalam menyusun
mantra-mantra Regveda, maka dari itu kita wajib meneladani perilaku luhur
beliau.
6. Maharsi Vasistha
Maharsi yang banyak
dikaitkan dengan turunnya wahyu Regveda Mandala VII adalah Maharsi Vasistha.
Nama Maharsi Vasistha banyak disebutkan dalam Kitab Mahabharata. Maharsi
Vasistha adalah seorang Maharsi yang tekun dan penuh semangat. Beliau tinggal
di hutan Kamyaka. Beliau belajar di tempat yang sepi dan sunyi, beliau banyak
mendapat wahyu Regveda, mantra-mantra yang diterima oleh Maharsi Vasistha
disusun menjadi Regveda Mandala VII.
7. Maharsi Kanva
Maharsi yang ketujuh
penerima wahyu Sang Hyang Widhi adalah Maharsi Kanva. Maharsi Kanva adalah
orang suci yang tekun menjaga kesucian diri, karena ketekunan beliau menjaga
kesucian, beliau mendapat wahyu dari Sang Hyang Widhi. Selain itu, beliau juga sangat
dikagumi karena kesabaran dan kebijaksanaannya. Wahyu-wahyu yang diterima
beliau susun menjadi Regveda Mandala VIII.
Nico Wardana Oktober 24, 2019 Admin Bandung Indonesia
Sapta Rsi Penerima Wahyu dalam Hindu
Kata Sapta Rsi berasal dari bahasa
Sansekerta dari kata Sapta dan Rsi. Kata Sapta artinya tujuh dan Rsi artinya
bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair, dan orang suci. Jadi Sapta Rsi artinya
tujuh orang pendeta atau orang suci yang menulis wahyu-wahyu Veda dari Sang
Hyang Widhi. Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Sang Hyang Widhi, yaitu: Maharsi Grtsamada,
Maharsi Visvamitra, Maharsi Vamadeva, Maharsi Atri, Maharsi Bharadvaja, Maharsi
Vasistha, dan Maharsi Kanva.
Maharsi-maharsi yang mampu
menerima wahyu Sang Hyang
Widhi, memiliki kehidupan dan pola hidup yang
suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan ajaran
agama Hindu dengan baik. Berikut ini penjelasan
secara singkat bagaimana
kehidupan para Maharsi penerima wahyu tersebut.
1. Maharsi Grtsamada
Maharsi Grtsamada adalah
seorang Maharsi yang berasal dari keluarga Angira. Dalam kehidupannya, Maharsi Grtsamada
sangat disiplin dalam melaksanakanritual-ritual keagamaan. Setiap pagi
melaksanakan sūrya sewana, membaca, doa pada siang dan sore, serta selalu melakukan
perenungan diri dengan melaksanakan meditasi secara rutin. Beliau adalah
seorang Maharsi yang sangat rajin dan tekun dalam mendekatkan diri ke hadapan
Sang Hyang Widhi. Maharsi Grtsamada sangat berjasa bagi umat Hindu. Beliau
mengumpulkan mantra-mantra Regveda, kemudian mantra-mantra tersebut beliau tulis
menjadi kitab Regveda Mandala II.
2. Maharsi Visvamitra
Maharsi Visvamitra adalah
Maharsi penerima wahyu Regveda Mandala III. Sebelum menjadi Maharsi, Maharsi Visvamitra
adalah seorang ksatria. Beliau meninggalkan kerajaannya dan melakukan tapa
bratha ke dalam hutan. Setelah melakukan tapa bratha yang begitu tekun dan disiplin,
akhirnya beliau mendapat anugerah menjadi Maharsi. Beliau adalah raja terkenal
yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Keuletan beliau dalam
melaksanakan meditasi, membuat beliau mampu mendengar sabda suci Sang Hyang
Widhi yang kemudian beliau kumpulkan dan tulis menjadi kitab Regveda Mandala
III.
3. Maharsi Vamadeva
Maharsi Vamadeva adalah seorang
Maharsi yang sangat suci. Beliau sering bicara dengan Dewa Indra juga berbicara
dengan Dewa Aditi. Kemampuan beliau ini menunjukkan bahwa beliau memiliki
kelebihan dibandingkan orang kebanyakan. Maharsi Vamadeva sejak kecil selalu
berdisiplin diri untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi, sehingga
beliau mendapat wahyu. Wahyu yang beliau terima menjadi Regveda Mandala IV.
4. Maharsi Atri
Maharsi Atri menyusun Regveda
Mandala V. Maharsi Atri lahir di lingkungan keluarga Brāhmanā, terlahir di keluarga
Brāhmanā, masa kecil beliau terbiasa hidup dengan tatanan kehidupan seorang Brāhmanā.
Kehidupan seorang Brāhmanā selalu mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi.
Maharsi Atri adalah seorang Rsi yang disiplin dan tekun dalam melaksanakan
ajaran agama. Setiap hari beliau selalu melaksanakan meditasi untuk mendekatkan
diri dengan Sang Hyang Widhi.
5. Maharsi Bharadvaja
Maharsi Bharadvaja sangat
berjasa dalam mengumpulkan ayat-ayat Regveda Mandala VI. Sebagian besar
ayat-ayat Regveda diterima oleh beliau karena kesucian hatinya. Maharsi Bharadvaja
selalu berpikiran suci beliau rajin mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang
Widhi, sehingga beliau menerima wahyu. Ketekunan beliau dalam menyusun
mantra-mantra Regveda, maka dari itu kita wajib meneladani perilaku luhur
beliau.
6. Maharsi Vasistha
Maharsi yang banyak
dikaitkan dengan turunnya wahyu Regveda Mandala VII adalah Maharsi Vasistha.
Nama Maharsi Vasistha banyak disebutkan dalam Kitab Mahabharata. Maharsi
Vasistha adalah seorang Maharsi yang tekun dan penuh semangat. Beliau tinggal
di hutan Kamyaka. Beliau belajar di tempat yang sepi dan sunyi, beliau banyak
mendapat wahyu Regveda, mantra-mantra yang diterima oleh Maharsi Vasistha
disusun menjadi Regveda Mandala VII.
7. Maharsi Kanva
Maharsi yang ketujuh
penerima wahyu Sang Hyang Widhi adalah Maharsi Kanva. Maharsi Kanva adalah
orang suci yang tekun menjaga kesucian diri, karena ketekunan beliau menjaga
kesucian, beliau mendapat wahyu dari Sang Hyang Widhi. Selain itu, beliau juga sangat
dikagumi karena kesabaran dan kebijaksanaannya. Wahyu-wahyu yang diterima
beliau susun menjadi Regveda Mandala VIII.
Secara etimologi catur warna berasal dari kata catur
yag berarti empat dan warna yang diartikan sebagai fungsi atau profesi. Jadi catur
warna adalah empat penggolongan
masyarakat berdasarkan fungsi dan profesinya. Dengan demikian warna bisa
berubah setiap saat sesuai dengan fungsi dan profesinya sehingga
penggolongan ini tidak diturunkan, misalnya bila ayah seorang ksatriya tidak otomatis
anaknya menjadi ksatriya.
Bagian catur warna
meliputi :
1.
Brahmana
Brahmana merupakan orang yang menekuni kehidupan
spiritual keagamaan, para cendikiawan yang bertugas untuk memberikan
pembinaan rohani dan spiritual. Atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai
rohaniawan.
2. Ksatriya
Ksatriya merupakan orang yang bekerja / berprofesi di
bidang pertahanan / keamanan dan pemerintahan. Atau seseorang yang memilih
fungsi sosial sebagai kepala pemerintahan, para pegawai negeri, polisi,
tentara dan sebagainya.
3. Waisya
Waisya merupakan orang yang bekerja
dibidang ekonomi, yang bertugas untuk mengatur perekonomian atau seseorang yang
memilih fungsi sosial menggerakkan perekonomian. Misalnya pengusaha, pedagang, investor dan sebagainya.
4. Sudra
Sudra merupakan orang yang bekerja membantu
orang lain atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai pelayan. Misalnya karyawan pabrik,
para pegawai swasta dan sebagainya.
Nico Wardana Oktober 23, 2019 Admin Bandung Indonesia
Catur Warna Penggolongan Profesi dalam Hindu
Secara etimologi catur warna berasal dari kata catur
yag berarti empat dan warna yang diartikan sebagai fungsi atau profesi. Jadi catur
warna adalah empat penggolongan
masyarakat berdasarkan fungsi dan profesinya. Dengan demikian warna bisa
berubah setiap saat sesuai dengan fungsi dan profesinya sehingga
penggolongan ini tidak diturunkan, misalnya bila ayah seorang ksatriya tidak otomatis
anaknya menjadi ksatriya.
Bagian catur warna
meliputi :
1.
Brahmana
Brahmana merupakan orang yang menekuni kehidupan
spiritual keagamaan, para cendikiawan yang bertugas untuk memberikan
pembinaan rohani dan spiritual. Atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai
rohaniawan.
2. Ksatriya
Ksatriya merupakan orang yang bekerja / berprofesi di
bidang pertahanan / keamanan dan pemerintahan. Atau seseorang yang memilih
fungsi sosial sebagai kepala pemerintahan, para pegawai negeri, polisi,
tentara dan sebagainya.
3. Waisya
Waisya merupakan orang yang bekerja
dibidang ekonomi, yang bertugas untuk mengatur perekonomian atau seseorang yang
memilih fungsi sosial menggerakkan perekonomian. Misalnya pengusaha, pedagang, investor dan sebagainya.
4. Sudra
Sudra merupakan orang yang bekerja membantu
orang lain atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai pelayan. Misalnya karyawan pabrik,
para pegawai swasta dan sebagainya.
Catur Guru adalah empat guru yang patut kita hargai dan hormati.
1. Guru Rupaka
Guru
Rupaka adalah
orang tua yang melahirkan kita ke dunia ini. Guru Rupaka merupakan guru
yang pertama dan paling utama.
2. Guru Pengajian
Guru
Pengajian adalah guru yang memberikan kita pendidikan secara formal maupun non
formal.
3. Guru Wisesa
Guru
Wisesa adalah
pemerintah yang memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap
masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Guru Swadhyaya
Guru
Swadhyaya adalah
Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.
Nico Wardana Oktober 22, 2019 Admin Bandung Indonesia
Catur Guru, Empat Guru yang Patut Kita Hormati dan Hargai
Catur Guru adalah empat guru yang patut kita hargai dan hormati.
1. Guru Rupaka
Guru
Rupaka adalah
orang tua yang melahirkan kita ke dunia ini. Guru Rupaka merupakan guru
yang pertama dan paling utama.
2. Guru Pengajian
Guru
Pengajian adalah guru yang memberikan kita pendidikan secara formal maupun non
formal.
3. Guru Wisesa
Guru
Wisesa adalah
pemerintah yang memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap
masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Guru Swadhyaya
Guru
Swadhyaya adalah
Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.
Om dewa suksma parama achintya ya
namah swaha
Om sarwa karya prasidhantam
Om santih santih santih om
Artinya :
Ya Tuhan, dalam wujud Parama Achintya yang maha karya, hanya atas
anugerahMu lah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai di hati,
damai di dunia, damai selamanya.
Nico Wardana Oktober 22, 2019 Admin Bandung Indonesia
Om awighnam astu namo sidham
Om sidhirastu tad astu swaha
Artinya :
Ya Tuhan, semoga atas berkenanMu tiada suatu halangan bagi hamba
memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil dengan baik.
Nico Wardana Oktober 21, 2019 Admin Bandung Indonesia